FKIP – Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia (HMP Kimia Kovalen) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menutup serangkaian kegiatan Kovalen Edu Fair (KEF) XI dengan menggelar webinar nasional. Bertemakan “Strategi Pengaplikasian Teknologi dalam Pengembangan Pendidikan untuk Indonesia Emas 2045”, webinar tersebut dibuka secara resmi oleh Prof. Dr. Slamet Subiyantoro, M.Si. selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Riset, dan Kemahasiswaan FKIP UNS secara daring melalui aplikasi Zoom Meeting pada Minggu (31/10/2021).

Dimoderatori oleh Anita Sukarini, S.Pd. selaku Wakil Kepala Sekolah SMA Bina Widya Surakarta, Webinar KEF XI menghadirkan tiga narasumber. Webinar ini dikemas dalam bentuk gelar wicara, masing-masing narasumber diberi pertanyaan dari moderator.

Adapun, pertanyaan yang diajukan antara lain definisi Indonesia Emas 2045, kondisi dan tantangan pendidikan di Indonesia pada masa pandemi, cara dunia pendidikan merespons kemungkinan diambil alihnya beberapa profesi oleh teknologi, hingga bagaimana cara generasi muda untuk menyongsong Indonesia Emas 2045.

Narasumber pertama adalah Prof. Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit, M.Sc., M.B.A., M.Phil., M.A. Ia merupakan Rektor Universitas Pradita Banten. Ia berpendapat bahwa Indonesia Emas 2045 adalah kondisi Indonesia yang mandiri dan berdaulat.

“Secara sederhana, Indonesia emas itu saya gambarkan Indonesia sebagai sebuah negara yang mandiri dan berdaulat. Mandiri dan berdaulat itu artinya semua kebutuhan masyarakat Indonesia, baik sandang, pangan, papan, pendidikan, dan kesehatan dapat dipenuhi oleh bangsa Indonesia sendiri. Jadi, kita tidak banyak tergantung oleh negara lain, sehingga, apabila terjadi apa-apa di dunia ini, kita sebagai negara tetap aman tenteram,” pendapat Prof. Richardus.

Narasumber kedua adalah dr. Dian Nugroho, M.Med. Ed. Ia merupakan Dosen Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran (FK) UNS Surakarta. Menurutnya, tantangan menumbuhkan minat belajar siswa pada masa sekarang memiliki kata kunci “kebutuhan siapa”.

“Pada dasarnya, untuk menimbulkan minat belajar kata kuncinya adalah kebutuhan siapa. Jangan sampai kita mengangankan Indonesia Emas 2045 yang seharusnya merupakan kebutuhan kita, dianggap sebagai kebutuhan masa depan. Guru-guru harus bisa merancang bahan ajar dengan baik. Perubahan dan perkembangan teknologi menuntut guru untuk menyiapkan sebuah sikap atau literasi digital di samping literasi komunikasi”, pendapat dr. Dian

Narasumber ketiga adalah Dr. paed. Nurma Yunita Indriyanti, M.Si., M.Sc. Beliau merupakan Kepala Program Studi (Kaprodi) S-1 Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) FKIP UNS. Ia berpendapat bahwa untuk menyongsong Indonesia Emas 2045, Indonesia butuh pemuda yang bisa menciptakan dan membuat inovasi-inovasi bagi Indonesia.

“Pemuda memiliki peran yang dominan dan menjadi penentu. Apa pun yang dilakukan sekarang, meskipun masih panjang, tetapi menentukan apakah pada tahun 2045 benar-benar tercapai apa yang kita targetkan. Untuk menyongsong Indonesia Emas 2045, kita membutuhkan pemuda yang bisa menciptakan dan membuat inovasi-inovasi yang dapat diimplementasikan dan bermanfaat bagi Indonesia,” pendapat Dr. Nurma.

Reporter: Rosantika Utami
Editor: Zalfaa Azalia Pursita

https://fkip.uns.ac.id/
https://www.instagram.com/fkipuns.official/

#fkipuns
#fkipbagus
#uns
#universitassebelasmaret
#unsbisa