FKIP – Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PGPAUD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menyelenggarakan kegiatan Diskusi Pendidikan bertajuk Mental Health Anak Usia Dini. Kegiatan diskusi dilaksanakan secara daring melalui Zoom Cloud Meeting pada Sabtu (11/12/2021).

Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan memahami pentingnya kesehatan mental bagi anak usia dini. Hal ini turut dipengaruhi dengan situasi pandemi yang membuat anak lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, sehingga penting untuk memahami kondisi mental anak.

Kegiatan dimoderatori Nabila Azzahra Jayanti, mahasiswa Pendidikan Guru PAUD UNS dan menghadirkan dua narasumber bidang Psikologi dan Pendidikan yaitu Risa Suryanti, M.Psi., Psikolog dan Rurin Istadinata, S.Pd. Pada materi pertama diisi oleh Risa Suryanti. Beliau menjelaskan mengenai “Kesehatan Mental Anak .”

“Kesehatan mental adalah kondisi kesejahteraan diri, termasuk didalamnya terdapat kemampuan mengelola stres, bekerja secara produktif dan menghasilkan, serta berperan di komunitasnya,” jelas Risa.

Risa menjelaskan bentuk-bentuk kesehatan mental dan pentingnya kesehatan mental anak.

“Bentuk kesehatan mental pada anak berkaitan dengan situasi tumbuh kembangnya, misal lingkungan tumbuh kembang dan sebagainya. Kesehatan mental pada anak penting untuk diupayakan sebab kedepannya anak akan tumbuh dengan kesehatan mental yang baik. Harapannya, saat dewasa nanti, anak tumbuh menjadi individu yang sehat fisik dan mental, bisa survive dengan tuntutan dan keadaan,” papar Risa.

Selanjutnya, Risa menjelaskan pemetaan kebutuhan yang perlu dimiliki anak, yakni mengacu pada piramida kebutuhan Abraham Maslow. Didasarkan pada pandangan Maslow, kebutuhan anak dibagi menjadi tiga, yakni nutrisi, stimulasi, dan rasa aman.

Risa menjelaskan pengupayaan kesehatan mental anak dapat dimulai dari pemahaman tahapan anak.

“Pemahaman tahapan perkembangan anak dapat diketahui dari aspek kognisi, motorik, bahasa, emosi, dan sosial. Setelah mengetahui tahap perkembangan, diikuti memahami, mengenali, memberikan stimulus berdasarkan tahapan perkembangan anak. Orang tua memiliki peran untuk mampu menjelaskan konsep emosi abstrak menjadi lebih mudah diterima anak dalam konsep yang lebih konkret,” papar Risa.

Materi dilanjutkan oleh pemateri kedua, yakni Rurin Istadinata, S.Pd. Beliau menjelaskan materi tentang kondisi kesehatan mental anak usia dini di sekolah. Situasi keadaan anak di Sekolah terbagi dalam dua situasi, yakni sebelum pandemi dan saat pandemi.

“Keadaan yang terjadi di Pendidikan PAUD yakni adanya kondisi anak kesusahan bersosialisasi dengan teman atau orang baru di sekolah,” jelas Rurin.

Rurin menambahkan faktor yang mempengaruhi interaksi dan sosialisasi anak.

“Interaksi dan sosialisasi anak dipengaruhi oleh kondisi pembelajaran luring atau daring. Saat pembelajaran daring interaksi anak sangat terbatas. Saat interaksi luring, tantangannya yakni pematuhan protokol kesehatan yang menjadikan desain pembelajaran terbatas dengan kelas kecil,” pungkas Ririn.

Reporter: Akhmad Mukhibun
Editor : Aulia Anjani

https://fkip.uns.ac.id/
https://www.instagram.com/fkipuns.official/

#fkipuns
#fkipbagus
#uns
#universitassebelasmaret
#unsbisa